Kamis, 04 Juli 2013

Jakarta - Hujan- Banjir

"Jakarta hujan pasti banjir!" itulah yg mungkin ada di benak kebanyakan orang jika jakarta hujan terus menurus sepanjang hari dengan intensitas tinggi pula -_-!



lalu mulai lah bang Ali pakar hidrologi dari Universitas Indonesia berbincang-bincang tentang banjir jakarta
sebelum kita membahas apa aja sih pendapat bang Ali Firdaus tentang banjir jakarta sy akan berbagi info dulu kepada pembaca kapan sih jakarta mendapat musibah tahunan yg bernama banjir?
dari berbagai sumber yg sy baca, sejak nama jakarta masih batavia wilayah ini kerap akrab di didatangi banjir kira-kira pd tahun 1654 sampai 1878 dan tentunya sampai sekarang ini hehe.....
tapi mungkin iya banjir dahulu dgn sekarang mungkin berbeda kalau sekarang mah jgn di tanya deh puyeng bahasnya :D. Awal jakarta rutin mendapatkan bencana banjir ketika bpk Ali Sadikin memimpin, yaitu thn 1976.
nah balik lg ke pembicaraan bang Ali nih, menurut dia akibat pemanasan global membuat hujan di jakarta akan terus berlangsung dengan intensitas sangat tinggi dalam waktu singkat. jika sy liat berita di Kompas hari ini, hujan sepanjang hari di jakarta karna anomali di laut jawa
ada yg tau anomali itu apa? anomali itu penyimpangan atau keanehan yang terjadi atau dengan kata lain tidak seperti biasanya, ini istilah fisika dan kimia loh he....
balik lg ke bang Ali, berdasarkan data kecenderungan cuaca badan meteorologi dan geofisika, penguapan air yg terjasi saat ini besar sehingga mudah membentuk awan hujan.
Siklus hujan deras lima tahunan yg di tuding sebagai penyebab banjir pada Februari 2007 sudah tidak ada lagi karena muncul dalam hitungan setiap musim hujan.Lalu rekannya bang Yayat mengatakan perusakan lingkungan yg terus terjadi di jakarta membuat banjir bakal meluas, mulai dari pengurangan ruang terbuka hijau sampai pedangkalan sungai. Yayat Supriatna adalah pengamat perencanaan kota dari Trisakti loh.
kata bang Yayat jg nih, jaksel yg harusnya daerah resapan banyak di ubah jd kawasan terbangun.KDB( koefisien dasar bangunan) yg seharusnya 20-40 persen banyak yg di langgar sampai KDB 80 persen karna lemahnya pengawasan. hal serupa jg terjadi di berbagai wilayah di jakarta.
Bahkan setau sy condet yg dulu jd daerah tangkapan air kini sudah tidak bisa lagi sejak tahun 1980-an.Ketika banyak warga daerah kuningan eksodus ke condet setelah daerah mereka di bebaskan untuk kompleks Mega Kuningan.
eksodus tau artinya? tak kasih tau maning :) eksodus itu pindah besar-besaran atau meninggalkan kampung halaman asal secara besar-besaran.
selain condet kawasan tangakapan air selanjutnya yg rusak adalah cipayung penyebabnya banyaknya tempat tinggal yg berdiri disana sini dan jg buruknya drainase di petamburan tanah abang yg menjadi penyebab bencana banjir di daerah ini, seperti biasa banyaknya sampah yg ada di saluran air yg menyebabkan tersumbatnya saluran air tersebut, sama halnya di depok drainase di kota ini jg lumayan engga kalah lah sama yg di petamburan -_-! coba deh liat ke margonda padahal ini jalan etalase kota.'etalase taukan kawand hehe...'

tapi tentunya pemkot jakarta tidak tinggal diam begitu saja dalam menangani masalah ini, semoga pemerintah bisa mengatasi masalah banjir ini walaupun tidak langsung instan gedebak kedebuk langsung kelar yah pasti memakan waktu :D 

sekian dahulu semoga bermanfaat.....








Tidak ada komentar:

Posting Komentar