"Jakarta hujan pasti
banjir!" itulah yg mungkin ada di benak kebanyakan orang jika jakarta
hujan terus menurus sepanjang hari dengan intensitas tinggi pula -_-!
lalu
mulai lah bang Ali pakar hidrologi dari Universitas Indonesia
berbincang-bincang tentang banjir jakarta
sebelum
kita membahas apa aja sih pendapat bang Ali Firdaus tentang banjir jakarta sy
akan berbagi info dulu kepada pembaca kapan sih jakarta mendapat musibah
tahunan yg bernama banjir?
dari
berbagai sumber yg sy baca, sejak nama jakarta masih batavia wilayah ini kerap
akrab di didatangi banjir kira-kira pd tahun 1654 sampai 1878 dan tentunya
sampai sekarang ini hehe.....
tapi
mungkin iya banjir dahulu dgn sekarang mungkin berbeda kalau sekarang mah jgn
di tanya deh puyeng bahasnya :D. Awal jakarta rutin mendapatkan bencana banjir
ketika bpk Ali Sadikin memimpin, yaitu thn 1976.
nah balik
lg ke pembicaraan bang Ali nih, menurut dia akibat pemanasan global membuat
hujan di jakarta akan terus berlangsung dengan intensitas sangat tinggi dalam
waktu singkat. jika sy liat berita di Kompas hari ini, hujan sepanjang hari di
jakarta karna anomali di laut jawa
ada yg
tau anomali itu apa? anomali itu penyimpangan atau keanehan yang terjadi atau dengan kata lain
tidak seperti biasanya, ini istilah fisika dan kimia loh he....
balik lg
ke bang Ali, berdasarkan data kecenderungan cuaca badan meteorologi dan
geofisika, penguapan air yg terjasi saat ini besar sehingga mudah membentuk
awan hujan.
Siklus
hujan deras lima tahunan yg di tuding sebagai penyebab banjir pada Februari
2007 sudah tidak ada lagi karena muncul dalam hitungan setiap musim hujan.Lalu
rekannya bang Yayat mengatakan perusakan lingkungan yg terus terjadi di jakarta
membuat banjir bakal meluas, mulai dari pengurangan ruang terbuka hijau sampai
pedangkalan sungai. Yayat Supriatna adalah pengamat perencanaan kota dari
Trisakti loh.
kata bang
Yayat jg nih, jaksel yg harusnya daerah resapan banyak di ubah jd kawasan
terbangun.KDB( koefisien dasar bangunan) yg seharusnya 20-40 persen banyak yg
di langgar sampai KDB 80 persen karna lemahnya pengawasan. hal serupa jg
terjadi di berbagai wilayah di jakarta.
Bahkan
setau sy condet yg dulu jd daerah tangkapan air kini sudah tidak bisa lagi
sejak tahun 1980-an.Ketika banyak warga daerah kuningan eksodus ke
condet setelah daerah mereka di bebaskan untuk kompleks Mega Kuningan.
eksodus
tau artinya? tak kasih tau maning :) eksodus itu pindah besar-besaran atau
meninggalkan kampung halaman asal secara besar-besaran.
selain
condet kawasan tangakapan air selanjutnya yg rusak adalah cipayung penyebabnya
banyaknya tempat tinggal yg berdiri disana sini dan jg buruknya drainase di
petamburan tanah abang yg menjadi penyebab bencana banjir di daerah ini,
seperti biasa banyaknya sampah yg ada di saluran air yg menyebabkan
tersumbatnya saluran air tersebut, sama halnya di depok drainase di kota ini jg
lumayan engga kalah lah sama yg di petamburan -_-! coba deh liat ke margonda
padahal ini jalan etalase kota.'etalase taukan kawand hehe...'
tapi
tentunya pemkot jakarta tidak tinggal diam begitu saja dalam menangani masalah
ini, semoga pemerintah bisa mengatasi masalah banjir ini walaupun tidak
langsung instan gedebak kedebuk langsung kelar yah pasti memakan waktu :D
sekian
dahulu semoga bermanfaat.....
Tidak ada komentar:
Posting Komentar